Psikoterapi : Maafkan Masa Lalu, Bersahabat dengan Dirimu

WEB

sdmtponorogo.com – Setiap orang memiliki masalah, kesedihan, dan perasaan yang mengganjal. Masalah dalam keluarga, masalah dalam pekerjaan, maupun masalah dari diri sendiri yang berakar dari pengalaman masa lalu. Masalah tersebut kemudian membuat seseorang menjadi kesulitan dalam menjalani kehidupannya, tidak ada ketenangan dan keleluasaan yang dirasakan. Bukan tidak mungkin permasalahan itu bisa memengaruhi kesehatan fisiknya. Untuk itulah setiap individu membutuhkan psikoterapi guna menguraikan permasalahan yang dihadapi.

 

Menjawab tantangan itu, SDMT menghadirkan program Parents Support Group (PSG) yang ditujukan untuk siswa dan walimurid. Seperti hari ini (15/02/2019), PSG melaksanakan terapi masal bersama Bapak Arief Boedi, M.Psi (Clin), MD. di Aula lantai 2. Terapi masal ini merupakan puncak dari konsultasi pribadi yang dilaksanakan sejak Selasa (12/02/2019) lalu. Lebih dari 100 walimurid ikut dalam program ini.

 

Dalam terapi ini, pertama-tama Arief Boedi menyuruh peserta menggambar keluarga masing-masing. Keluarga yang mereka dambakan untuk hidup bahagia. Sesekali mereka diajak untuk mengingat masa kecil, mengingat kembali orang tua. “Mungkin setiap masalah yang kita hadapi saat ini, yang tak kunjung usai karena kita melakukan kesalahan dengan orang tua, yang membuat mereka kecewa” Ungkap Arief Boedi.

           

Seringkali seorang anak merasa bahwa orang tuanya tidak sayang padanya. Perasaan ini yang menurut Arief Boedi bisa menjadi permasalahan jiwa dan penghambat anak saat dewasa. Untuk itulah perlunya kita introspeksi dan memaafkan segala hal yang terjadi di masa lalu. Menghadirkan keikhlasan dari setiap luka yang pernah dilalui. Berpikir positif bahwa orang tua memiliki alasan berlaku seperti itu.

 

Seluruh peserta memejamkan mata, melakukan sesuai arahan Arief Boedi. Tanda bahwa mereka memang ikhlas menginginkan perubahan dan keluar dari masalah yang membelenggu jalan mereka. Tangis-tangis dari setiap jiwa yang ingin bersahabat dengan diri sendiri agar bisa menjalani masa depan yang lebih baik. Mendidik dan mengantar anak-anak mereka menjadi orang berhasil.

 

Sesi akhir, Arief Boedi menggunakan kekuatan sumpah. Sumpah identik dengan kesaksian kepada Tuhan yang bersifat sakral dan suci, serta tekad untuk melakukan sesuatu. Sumpah juga biasanya digunakan untuk hal-hal yang kurang baik, maka Arief Boedi mengubahnya menjadi sumpah untuk doa-doa baik. “Ibu sumpahi teman di depan ibu, misalnya, saya sumpahi suamimu setia, saya sumpahi kamu bisa umroh” Ujarnya. Maka para peserta pun menuliskan doa-doa mereka dan bergantian menyumpahi teman disebelahnya dengan doa-doa yang baik. Semoga sumpah itu menjadi ikrar atau tekad yang akan diijabah oleh Allah SWT. (ak/sdmt)

Related Blogs

Leave us a Comment