6 Pemicu Stres Pada Anak Menjelang Ujian
sdmtponorogo.com – Ujian Nasional atau saat ini disebut USBN merupakan penentu kelulusan siswa di jenjang SD hingga SMA. Sebagai penentu kelulusan, tentu Ujian ini menjadi satu beban bagi anak agar dirinya bisa lulus. Ketegangan dan stress bukan tidak mungkin akan terjadi pada anak, termasuk pada orang tua yang anaknya akan menjalani ujian nasional. Ketegangan dan stress adalah hal yang alamiah. Namun sebagai orang tua, anda harus membuat stres itu menjadi motivasi untuk mendukung anak. Berikut akan dipaparkan 6 pemicu stres pada saat saat menjelang ujian. Sehingga orang tua dan guru bisa mengantisipasinya sejak awal.
- Tidak Siap dengan Materi Ujian
Banyak siswa saat waktu ujian sudah dekat merasa tidak siap. Merasa bahwa banyak yang belum di pahami. Hal itu terjadi karena kurang latihan selama persiapan ujian. Untuk itu, persiapkan diri jauh-jauh hari sebelum ujian berlangsung. Perbanyak latihan soal-soal dan perdalam soal-soal yang kiranya belum dipahami. Orang tua juga harus berperan dalam hal ini. Mendampingi anak-anak saat belajar. Jangan sampai belajar dengan pola SKS ya, Sistem Kebut Semalam.
- Susah Konsentrasi
Penyebab anak susah konsentrasi pada umumnya adalah karena hal-hal yang ada disekitarnya dan menarik minatnya. Hal ini bisa juga berarti anak bosan dengan materi pelajaran, atau mereka gagal dalam mata pelajaran tersebut. Maka dari itu perlu untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi anak, baik di sekolah maupun di rumah.
- Konflik dengan Teman Sekolah
Ketika anak tidak nyaman di sekolah, pasti akan berakibat menurunnya prestasi, apalagi jika sudah dekat jadwal ujiannya. Masalah yang umumnya membuat anak stress dan gelisah di sekolah adalah konflik dengan teman. Bisa karena anak menjadi sasaran bully atau hanya masalah ketidaksepahaman dengan teman. Segera selesaikan konflik ini, agar stress anak menjelang ujian bisa teratasi. Salah satunya dengan cara menjadi sahabat anak.
- Masalah Dalam Keluarga
Masih ingat memori kita di masa lalu, saat ada masalah keluarga? Mau melakukan aktivitas hasilnya tidak maksimal, karena terus terpikir, saat memulai rasanya berat dan seakan tidak ada keluarga yang mendukung kita. Keluarga adalah salah satu hal penting yang dapat menjadi pemicu stress anak. Masalah keluarga menyebabkan kesehatan mental anak menjadi terganggu, seperti kecemasan berlebih. Untuk itu, perbanyak waktu ngobrol kita dengan anak! Sebisa mungkin orang tua menciptakan lingkungan keluarga yang aman secara emosional, di mana setiap anggota keluarga bisa bebas mengutarakan pendapat, keinginan, dan perasaannya tanpa merasa khawatir.
- Tuntutan Orangtua yang Berlebihan
Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, termasuk prestasi. Namun jika hal ini dilakukan berlebihan, anak akan merasa seperti orang gagal. Jika situasi ini berlangsung lama, perasaan gagalnya akan memicu stress dari dalam diri anak. Biarkan anak melakukan yang terbaik, sebisa mereka. Tugas kita sebagai orang tua adalah memotivasinya agar mampu berusaha maksimal dalam belajar, tanpa tuntutan berlebihan.
- Tidak Mampu Mengendalikan Stres
Kemampuan mengendalikan stres ini adalah kunci dari berbagai masalah yang sudah dijelaskan di atas. Ketika anak memiliki kemampuan ini, saat pemicu stress muncul dia akan dengan mudah mengendalikan pikiran dan sikapnya.
Banyak anak yang sudah dipersiapkan secara materi ujian dan motivasi belajar, namun tidak sedikit juga yang belum dipersiapkan kemampuan mengendalikan stresnya. Sebagian besar kegagalan ujian dikarenakan stress yang tidak mampu dikelola dengan baik.
**artikel ini bersumber dari materi tulisan Candra Adhi Wibowo di www.keluargahebat.net dengan segala penambahan dan pengurangan dari penulis.
(ak/sdmt)