Belajar Dari Petani
- Posted by sdmt
- Posted in TIPS PENDIDIKAN
sdmtponorogo.com – Bapak saya adalah seorang petani, tidak terlalu detail saya mengetahui aktifitas beliau saat menanam padi, tetapi justru saya lebih tahu mengenai aktifitas di dapur Karena lebih sering membantu ibu.
Namun sebagai anak desa tentu Kami tetap mengetahui secara global apa saja yang dilakukan seorang petani di dalam menanam padi hingga memanennya.
Dimulai dari menyiapkan lahan untuk calon benih. Saat lahan tersebut telah siap maka benih padipun ditabur pada lahan tersebut. Untuk beberapa lama benih pun tumbuh dengan baik, lahan sawah untuk menanam padi mulai disiapkan, dari memperbaiki pematang sawah yang berlubang atau penuh dengan rumput, membajak lahan dan menghaluskan tanah bajakan dan lahanpun siap ditanami.
Benih yang tumbuh cukup tinggi dicabut dan ditanam secara kelompok kecil dengan garis rapi tertentu. Untuk sementara aktifitas besar menyiapkan lahan hingga menanam padi telah selesai.
Selanjutnya pada setiap hari baik pagi maupun sore petani tersebut selalu mengunjungi padinya. Ada saja yang ia lakukan, mungkin pada pekan-pekan pertama setelah ditanam ia fokus pada menegakkan tanaman padi yang kurang tegak, tidak lupa ia juga memastikan lahan tetap digenangi air yang cukup.
Tahap selanjutnya kunjungan ke sawah ia fokuskan pada gulma dan rumput yang mulai tumbuh. Proses ini ia lakukan menggunakan tangan atau alat garuk untuk rumput yang agak besar. Langkah berikutnya ia memberikan pupuk untuk menambah vitamin bagi perkembangan tanaman padi.
Pada saat padi sudah mulai berbunga tentu kunjungan petani mempunyai aktifitas yang berbeda memberi petisida untuk menghindari hama padi dan mengusir burung-burung yang sudah mencium bau padi yang nikmat hingga masa panen tiba.
Saya terinspirasi dari beberapa tahapan seorang petani menanam padi dengan program management Asrama dan management kelas kita. Seorang petani yang melakukan kerja besar dari menyiapkan lahan untuk benih, menyiapkan lahan sawah hingga menanam padi seperti saat kita melakukan kerja besar di dalam membedah kelas maupun membedah Asrama kita.
Setelah aktifitas menanam padi atau membedah Asrama/kelas tentunya petani dan kita tidak hanya menunggu di rumah hingga padinya panen dan asrama/kelas santri kita terus bersih dan rapi sepanjang waktu. Tetapi setiap hari selalu kita kunjungi dan kita melakukan aktifitas tertentu. Seperti petani yang menegakkan padi pekan-pekan pertama pasca menanam. Kitapun juga bisa mengambil titik ranjang santri selalu dirapikan oleh santri dan kita atau merapikan kelas bersama anak-anak saat ditinggal pulang siswa.
Kemudian tahap selanjutnya mengambil titik yang berbeda dari management Asrama dan kelas seperti kebersihan kolong ranjang bagi Asrama dan menata loker siswa bagi kelas. Untuk beberapa pekan hanya fokus pada dua yang di atas hingga mereka sudah terbiasa melakukannya.
Pada tahap berikutnya tentu mengambil titik baru seperti menata baju yang digantung dalam asrama atau menyepakati cara menggantung tas sekolah pada kursi kelas. Pada prinsipnya petani tersebut selalu melakukan hal-hal yang kecil secara konsisten setiap berkunjung ke sawahnya. Dan kitapun selalu melakukan hal-hal yang kecil bersama anak secara konsisten pula setiap kali berkunjung ke Asrama santri kita dan kelas murid kita.
Hindari untuk hadir di Asrama dan kelas hanya untuk mengingatkan anak-anak untuk melakukan sesuatu tanpa melakukan apa yang kita instruksikan. Seperti seorang mushrif yang dari pintu asrama memberi instruksi untuk merapikan ranjang, tanpa ia mencoba untuk melakukannya. Atau seorang guru yang hanya memberi perintah merapikan alat tulis dan mejanya menjelang pulang sementara ia sendiri berdiri tanpa memegang apapun untuk merapikan mejanya atau membantu siswanya.
Kuncinya ambil satu titik kecil dan secara konsisten lakukan bersama anak, kemudian ambil titik yang lain dan lakukan juga bersama mereka.
Sesungguhnya tidak ada anak dan santri yang enggan untuk kita minta melakukan sesuatu jika kita sendiri sebagai mushrif maupun guru telah melakukannya di depan mereka. Karena sesungguhnya inti dari mendidik anak adalah memberikan tauladan bagi mereka.
Miftahul Jinan
Griya Parenting Indonesia