Mengapa Harus Imunisasi MR?
- Posted by 4dmin
- Posted in BERITA SISWA
Sdmtponorogo.com Pada tanggal 21 dan 22 Agustus 2017, SDMT Ponorogo melaksanakan imunisasi Measles Rubella (MR) atau Campak dan Rubella. Pada hari pertama menyasar pada kelas 1 sampai 3, lalu di hari kedua kelas 4 sampai 6.
Imunisasi MR merupakan program pemerintah yang berlangsung dari bulan Agustus sampai September yang wajib diberikan pada anak usia 9 bulan 15 tahun. Perbedaan imunisasi MR dengan imunisasi campak, Tatik Nuryani selaku koordinator imunisasi dari Puskesmas Ronowijayan mengungkapkan apabila sebelumnya imunisasi hanya menyasar pada pencegahan penyakit campak, imunisasi ini juga mencegah terjadinya penyakit Rubella. Sehingga dalam satu suntikan, terdapat pencegahan terhadap penyakit Campak sekaligus Rubella.
Lebih lanjut, Tatik menambahkan bahwa penyakit campak biasanya menyerang anak-anak, ditandai dengan demam tinggi dan bercak-bercak diseluruh tubuh. Jika penyakit ini lebih parah, dapat menyebabkan kematian. Sedangkan penyakit Rubella lebih ringan dari Campak. Penyakit ini ditandai dengan batuk, pilek, dan demam serta ruam-ruam. Dalam hal pengobatan, Rubella bisa sembuh dengan daya tahan tubuh yang baik tanpa adanya pengobatan. Namun apabila Rubella menular pada ibu hamil, terutama pada trimester pertama, dapat menyebabkan bayi yang dikandung mengalami cacat, seperti gangguan paru-paru, jantung, maupun kerusakan otak.
Dampak dari imunisasi MR ini akan sedikit demam, lalu merah atau bengkak di area bekas suntikan. Namun itu tidak parah, dan biasa terjadi ungkap Tatik. Menghadapi pro kontra yang ada dimasyarakat mengenai imunisasi MR, Tatik menekankan bahwa imunisasi ini sifatnya penting karena anak yang tidak mendapat imunisasi akan memiliki daya tahan tubuh yang lemah dan gampang terserang penyakit Campak dan Rubella. Selain itu, untuk menyakinkan masyarakat juga ada fatwa dari MUI yang menyebutkan tentang ke-halalan imunisasi MR, sehingga boleh diberikan kepada anak.
Meski imunisasi MR di SDMT sempat diwarnai tangis siswa yang takut disuntik, namun akhirnya berjalan dengan lancar. Sekolah memberikan kebebasan kepada walimurid untuk memberikan imunisasi atau tidak pada anak. Tidak ada paksaan dari sekolah yang mengharuskan imunisasi.(ak/sdmt)