Melokalisir Kesalahan
sdmtponorogo.com – Beberapa perilaku sehari-hari anak/santri kita mungkin masih membuat kita kecewa. Seperti tidak segera melaksanakan shalat saat waktunya tiba atau berbicara dengan kata-kata yang kurang baik. Respon kita terhadap perilaku kurang positif tersebut biasanya adalah teguran dan perkataan yang lebih lantang.
Namun masih lebih banyak perilaku anak/santri yang membuat kita patut bersyukur. Ringan tangan di dalam membantu orang tua/guru pada pekerjaan rumah tangga atau selalu minta izin saat keluar rumah.
Tantangannya adalah bagaimana kita orang tua/ustadz tetap fokus pada setiap perilaku yang ada. Perilaku positif muaranya adalah penghargaan sedangkan perilaku negatif muaranya adalah teguran yang bijak.
Karena seringkali yang terjadi saat anak melakukan perilaku negatif yang menyebabkan dia mendapatkan teguran, namun nada teguran ini sering berlanjut pada perilaku anak yang lain yang tidak ada kaitannya dengan perilaku negatif pertama. Seakan-akan semua perilaku anak dapat menjadi negatif jika ia masih melakukan perilaku negatif tersebut.
Contoh saat anak menùnda-nunda waktu shalatnya maka kita beranggapan semua yang dilakukan anak negatif karena kita memahami bahwa shalat adalah bagian amal yang penting dan pertama dihisab pada hari kiamat nanti.
Saya tidak menyalahkan pemahaman bahwa shalat sangat penting, tetapi tidak bisa kita beranggapan bahwa saat anak belum melakukan shalat dengan baik maka aktifitas yang lain otomatis menjadi buruk. Justru perilaku anak/santri yang lain yang telah baik kita jadikan sarana untuk mengangkat perilaku yang belum baik
Marilah kita mencoba melokalisir dalam fikiran dan perilaku kita saat anak belum baik pada satu perilakunya, jangan membawa masalah ini kepada aspek yang lainnya dari anak. Ingat masih lebih banyak perilaku yang lain yang sudah baik. Justru saat kita juga fokus pada perilaku lain yang sudah baik dan kita menghargainya maka insya Allah perilaku yang belum baik akan menjadi baik.
Saat melihat kesalahan anak maka lokalisirlah kesalahan tersebut, namun saat melihat kebaikan anak maka perluaslah.
Miftahul Jinan
Griya Parenting Indonesia