Sosialisasi Cacar Air dan Flu Singapura dari dr. Lusia
- Posted by sdmt
- Posted in BERITA SEKOLAH
sdmtponorogo.com – Beberapa waktu terakhir, siswa SDMT banyak yang terkena penyakit cacar air. Penyakit ini meski tergolong ringan, namun cukup menyulitkan. Sebab, penyakit ini menular dan memiliki masa penyembuhan yang cukup lama. Jika tak segera diantisipasi, maka semakin banyak siswa yang tertular. Hal itu bisa berdampak pada keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Senin (28/10), dr. Lusia dari Puskesmas Ronowijayan mengadakan penyuluhan kepada siswa-siswi SDMT. Penyuluhan tersebut dilakukan usai pelaksanaan upacara bendera di halaman tengah.
Menurut dr. Lusia, cacar air disebabkan oleh virus Varicella Zoster. Seseorang yang terinfeksi cacar air ditandai dengan demam bahkan disertai batuk pilek. Kemudian demam tersebut diikuti oleh munculnya ruam yang terasa gatal di kulit.
Penyakit cacar air dapat menyerang siapa saja, namun seringnya menyerang anak-anak dibawah usia 12 tahun. Virus penyebab cacar air ini dapat menular melalui air liur, batuk, bersin, dan kontak dari cairan dengan lepuhan. Ditambahkan dr. Lusia, meski cacar air sudah kering, tetap bisa menular, karena penularannya berlangsung 14-21 hari.
Cacar air ini bisa sembuh dengan sendirinya asalkan daya tahan tubuh penderita bagus. Tidak dianjurkan untuk menggunakan antibiotik, cukup parasetamol untuk menurunkan panas dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh. dr. Lusia lebih menyarankan untuk banyak mengonsumsi sayuran, buah-buahan, dan minum air putih minimal delapan gelas sehari.
Selain cacar air, dr. Lusia juga menyuruh siswa waspada dengan flu singapura. Flu Singapura dikenal juga sebagai Penyakit Kaki, Tangan, dan Mulut (Hand-Foot-and-Mouth Disease). Penyakit ini disebabkan oleh virus coxsackie. Flu ini sedang banyak menjangkiti karena salah satunya disebabkan oleh cuaca panas.
Dikutip alodokter.com, umumnya, penyakit flu Singapura diawali dengan munculnya demam. Setelah itu, sekitar satu atau dua hari, akan muncul sariawan atau luka di sekitar gusi, lidah, dan pipi bagian dalam. Kondisi inilah yang bisa membuat penderita flu Singapura kesakitan saat minum, makan, atau menelan. Satu sampai dua hari setelahnya, ruam muncul di telapak tangan dan kaki, serta terkadang pada bokong. (ak/sdmt)