Mencetak Generasi Rabbany (1) : Orang Tua Menjadi Kunci
Oleh Puji Lestari, S.H.I*
Artikel – Berbicara tentang anak, semua orang tua menginginkan yang terbaik. Mulai dari dalam kandungan, ia begitu dilindungi dan diperhatikan dengan luar biasa. Manakala terlahir ke dunia, perhatian pun masih begitu besar untuk anak-anak kita. Ada asa dan harapan-harapan indah yang turut menyertai kehadirannya. Harapan supaya anak sehat, lucu, berpestasi dan soleh.
Demi harapan-harapan tersebut, Para orang tua dengan sepenuh hati berjuang mewujudkannya. Makanan bergizi, pakaian yang lucu, peralatan dan perabotan yang aman dan layak, les-les yang menunjang kemampuan akademik maupun motorik bahkan les yang bersifat pendidikan agama semuanya mendapat perhatian.
Namun, meskipun semuanya telah dilakukan ternyata masih saja menyisakan masalah dan kepanikan bagi orang tua. Anak yang dibanggakan dengan segudang prestasi ternyata tak juga memiliki sopan dan santun. Anak yang diharapkan memiliki mental yang kuat justru menjadi biang masalah dengan teman-teman sekelasnya. Kenapa anak-anak masih jauh dari kata Soleh? Adakah yang salah? Adakah yang kurang?
Mendidik janak membutuhkan kesungguhan. Mendidik anak memerlukan pengorbanan. Mendidik anak menuntut keikhlasan dan kesabaran. Mendidik anak membutuhkan ilmu.
Persiapan materi saja tidak cukup, jika kita ingin anak kita menjadi anak yang shalih lagi handal. Anak yang membawa kebaikan bagi kedua orang tuanya dan membahagiakan di dunia dan akhirat. Tidak semuanya dapat dibeli dengan uang. Uang bisa membeli sekolah unggulan, les dan buku terbaik, tapi uang tidak mampu membeli hidayah Allah.
Buku yang berjudul “Mencetak Generasi Rabbani” hadir untuk membantu para orang tua untuk bersama-sama bermuhasabah dan melihat kembali sudah benarkah apa yang telah dilakukan sebagai orang tua selama ini? Sudahkah cara kita benar-benar membawa Keshalihan bagi anak-anak kita? Sudahkan cara kita menuju Ridho Allah?
Karya Ummu Ihsan Choiriyah dan Abu Ihsan Al-Atsary yang diterbitkan oleh CV. Darul Ilmi telah dicetak untuk ke tiga kalinya pada tahun 2011. Buku ini secara gamblang mengupas cara mendidik anak menjadi generasi Rabbani. Materi yang disuguhkan faktual, pilihan kata dan Bahasa (Baca: Diksi) sangat cocok untuk mengkomunikasikan ide buku dengan Pembaca yang notabene para Orang tua.
Penjabaran materi dalam buku tersebut menjawab persoalan yang sering dialami Para Orang tua saat ini. Ketika semua usaha telah dilakukan, dan anak belum juga shalih. Apa yang harus dilakukan
Keshalihan Orang tua, Modal Utama
Keshalihan jiwa dan perilaku orang tua mempunyai andil besar dalam membentuk keshalihan anak. Bahkan akan membawa kebaikan bagi anak di dunia dan akhirat.
Kebaikan itu bisa menjadi berkah dan balasan atas amal shalih kita. Bisa berupa keshalihan, perlindungan, keluasan rezeki dan kesehatan yang dikaruniakan kepada sang anak.
Keistimewaan Rumah Sebagai Wadah Pendidikan
Rumah memiliki peran yang sangat sentral dalam pendidikan anak. Bisa dikatakan segala sesuatu bermula dari rumah. Pembiasaan yang baik dan perilaku yang mulia serta perhatian harus dimiliki sebuah rumah.
Mari kita lebih cermat untuk memilah dan memilih mana itu cinta mana itu manja. Memberi kasih sayang sesuai porsi dan tidak berlebihan merupakan hal yang semestinya. Seorang anak juga perlu mengambil pelajaran bagaimana supaya tidak terjatuh, apakah terjatuh itu sakit? Bila sakit, harus berhenti atau mengulangi lagi?
Tanamkan kepada anak bahwa apa yang diinginkan tidak selalu harus dipenuhi. Anak kita perlu tirakat. Sebagaimana para sufi juga dekat dengan tirakat. Tirakat akan menempa jiwa seseorang untuk mampu menerima takdir Allah, bila mendapat kesenangan ia bersyukur, bila kesusahan ia pun masih bisa bersyukur.
Keluarga adalah orang yang bertanggung jawab atas terciptanya kesalihan di rumah. Percayalah, bila suasana rumah sudah sedemikian shalih, pendidikan di luar rumah juga sudah searah dengan keshalihan. InsyaAllah, anak kita akan benar-benar shalih.
Delapan Metode Pengajaran
Satu – Metode Keteladanan. Orang tua Adalah contoh utama bagi anak. Anak akan mengikuti perilaku dan akhlak orang tua baik itu sengaja maupun tidak. Dengan adanya teladan, seorang anak akan tumbuh dengan sifat-sifat terpuji yang didapatnya dari orang tua. Anak juga akan terbiasa menunaikan hak orang lain dengan sempurna. Seperti hak teman, tetangga, tamu maupun kerabat.
Dua – Bimbingan dan Nasihat. Nasihat yang baik adalah sarana menghubungkan jiwa seseorang dengan cepat. Apalagi nasihat yang diucapkan dengan tulus dari hati akan sampai ke hati pula.
Tiga – Kisah dan Cerita. Kisah merupakan sarana pendidikan yang efektif. Ia dapat mempengaruhi perasaan dengan kuat. Sebagaimana Allah mengisahkan banyak hal di dalam Al-Qur`an.
Sampaikan kisah dan cerita yang benar dan jujur. Kisahkan cerita tentang nabi-nabi sebagaimana yang disampaikan dalam Al-Qur`an. Bahasa Al-Qur`an adalah Bahasa yang indah dan santun juga benar adanya.
Sampaikan kisah tentang keburukan dan kebaikan yang keduanya sama-sama memiliki balasan surge dan neraka. Tekankan bahwa siksa Allah pada anak yang tidak patuh pada-Nya adalah benar adanya.
Bersambung …