Ujian Lisan, Bikin Deg-Degan Tapi Lebih Disukai
- Posted by sdmt
- Posted in BERITA SISWA
Akhir semester sudah tiba. Peserta didik kelas satu hingga kelas lima mulai disibukkan dengan ujian. Ada dua ujian yang harus mereka lalui sebelum penerimaan hasil belajar (raport), yaitu ujian lisan dan ujian tulis. Ujian lisan, khususnya, bukan hal baru lagi di SDMT Ponorogo. Ujian ini sudah diterapkan sejak 2015 lalu untuk semua tingkatan kelas. Ada empat mata pelajaran yang diujikan dalam ujian lisan, yakni Bahasa Arab, PAI (Ibadah), Tahfidz, dan Bahasa Inggris.
Meskipun dilaksanakan tiap akhir semester, ujian lisan kerap lebih menantang. Pasalnya, jika ujian tulis hanya mengandalkan penguasaan materi dalam menjawab soal, ujian lisan tidak sekedar demikian. Dalam ujian lisan, membutuhkan kemampuan menjawab pertanyaan secara langsung dengan mental yang kuat.
Ujian lisan menguji mental dan persiapan materi, keduanya harus sama-sama kuat. Terkadang, para siswa mengalami kejadian tiba-tiba “ngeblank”. Pengalaman serupa seperti yang dialami oleh beberapa siswa kelas lima yang sdmtponorogo.com temui.
Alma dari kelas 5 bayan dan sejumlah kawan-kawannya mengungkapkan bahwa mereka pernah “ngeblank” saat mengikuti ujian lisan.
“Sudah siap dengan materi dan tahu jawabannya, tapi dihadapan penguji tiba-iba “ngeblank”. Jadi bingung mau bilang apa.” Ungkapnya. Tak jarang, hal itu menimbulkan rasa kesal pada diri sendiri begitu keluar dari ruangan.
Meski demikian, ternyata para siswa justru lebih menyukai ujian lisan dibanding ujian tulis. Mereka lebih menyukai ujian lisan sebab beberapa alasan, diantaranya bisa pulang lebih cepat, tidak perlu menulis, dan prosesnya lebih cepat serta mudah.
Diantara empat mata pelajaran yang diujikan, tentu para siswa memiliki mata pelajaran favorit masing-masing. Kembali, Alma mengungkapkan ia paling menyukai ujian tahfidz, sebab tahfidz dilakukan setiap hari, maka menjadi lebih mudah ketika ujian. Sedangkan Lila, ia memilih Bahasa Arab sebagai mata ujian lisan paling disukai. Ada pula yang memilih Bahasa Inggris dan PAI.
Namun demikian, sebagian siswa kelas lima itu kompak memilih ujian PAI yang diuji Ustadz Efendi menjadi ujian lisan yang paling menegangkan.
“Pengujinya sangat tegas. Ditatap saja sudah bikin grogi” Ujar Ifa disetujui teman yang lain.
Sudah bukan rahasia lagi, Ustadz Efendi memang dikenal sebagai ustadz yang paling tegas dan disegani oleh para siswa di SDMT. Sehingga, para siswa yang diuji oleh Ustadz lulusan Gontor itu banyak yang keder dibuatnya.
Dalam ujian lisan, terdapat tiga orang penguji. Ustadz penguji utama dan dua penguji cilik dari kelas enam. Para siswa yang diuji, masuk ke ruangan ujian secara individu maupun dua orang. Sementara siswa lain menunggu giliran di teras kelas.