Sandal Aja Bisa Antri, Masa Kamu Nggak?

sdmtponorogo.com – Dalam kehidupan sehari-hari, sadar atau tidak kita selalu dihadapkan dengan antrian. Tentu saja karena fasilitas yang ada lebih sedikit dibanding manusia penggunanya. Saat bangun tidur kita sudah dihadapkan dengan antrian, antri di kamar mandi dengan pengguna rumah lainnya. Contoh lainnya, antri di ATM, antri di pom bensin, antri di kasir, dan masih banyak lagi. Dimana antrian ini tentu saja membutuhkan suatu kesadaran dan kesabaran.
Berbicara di lingkup kecil saja, seperti di sekolah. Seluruh kegiatan di sekolah hampir seluruhnya membutuhkan kesabaran mengantri. Seperti antri menilaikan hasil kerjaan kepada guru, antri di kamar mandi, antri di kantin, antri wudhu, antri di dapur sekolah, antri mengambil makan siang, antri masuk masjid, dan masih banyak antrian-antrian lainnya. Untungnya, sebagian besar dari mereka sudah memiliki kesadaran untuk antri. Dimana kesadaran itu nantinya akan menumbuhkan kesabaran. Jika sudah demikian, kegiatan antri akan menjadi lebih damai dan menyenangkan, bukan?!
Namun ada satu antrian yang menarik di SDMT, yaitu antrian sandal siswa. Pernah ke masjid? Ambil contoh saat sholat tarawih pada bulan ramadhan saja. Masjid akan penuh dengan antrian sandal di teras masjid. Bagaimana keadaannya? Rapi? Jarang sekali kita temui yang rapi ya. Kebanyakan antrian sandal di masjid asal meletakkan saja. Ada yang lurus ke depan, ada yang serong ke kiri, serong ke kanan, terbalik, antara sandal kanan dan sandal kiri terpisah jarak. Tidak indah sekali saat kita melihat. Istilahnya, semrawut.
Namun, pemandangan berbeda akan anda temui di masjid yang jamaahnya adalah siswa SDMT. Bisa dibuktikan saat waktu sholat dhuha dan sholat dhuhur di depan masjid Al-Ihsan yang berada di barat SDMT. Ratusan sandal siswa akan memenuhi halaman masjid dengan rapi. Mereka menatanya dengan ujung depan menghadap ke belakang. Sehingga, ketika kembali dari masjid, bisa langsung dipakai dan jalan ke depan. Tidak perlu bolak balik badan lagi. Terlihat rapi, tidak ada yang serong kanan dan kiri. Pun berwarna-warni sandal dari berbagai macam merek.
Kebiasaan menata sandal dengan rapi tersebut sudah dibiasakan pada siswa sejak kelas 1. Hal semacam itu perlu dibiasakan kepada anak karena akan menjadi bekal mereka kelak hidup di masyarakat. Kebiasaan sepele yang bisa berdampak besar bagi budaya hidup masyarakat.
Namun sayangnya masih ada saja kita temui masyarakat yang belum bisa tertib. Suka menyerobot antrian atau bahkan bergerombol tidak mau antri. Sehingga hal itu bisa memantik emosi dan menyebabkan perpecahan. Pasti pernah menemui seseorang yang menyerobot antrian, padahal kita sudah sejak tadi antri dengan sabar. Rasa ingin marah dan menegur.
Nah, berkaca dari kebiasaan siswa SDMT tersebut, semoga bisa memotivasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih tertib lagi. Memiliki kesadaran dan kesabaran dalam menemui setiap antrian. Jika siswa SDMT saja bisa berlaku tertib, maka kita yang dewasa juga harus lebih bisa. Jika sandal saja bisa antri, kita yang manusia punya akal dan pikiran masa tidak bisa?. (ak/sdmt)