Membebaskan Anak dari Bullyan Ala Psikolog
Tak bisa dipungkiri, kasus bully marak terjadi dikalangan para pelajar. Banyak faktor yang menyebabkan bully bisa terjadi. Tak jarang orang tua pun sering was-was terhadap anaknya, terlebih jika sang anak ternyata menjadi korban bullyan, seperti yang dialami seorang ibu berikut.
“Bagaimana cara membimbing anak yang kurang berani membela diri dari ganggguan teman-temannya, misal ketika dipaksa teman untuk memberikan uang jajan miliknya. Bagaimana agar mereka bisa lebih berani, bisa tegas tapi tetap sopan?” tanyanya dalam satu kesempatan pada bapak Arief Budi.
Mungkin permasalahan tersebut pernah dialami oleh putera/puteri bapak/ibu sekalian. Mari kita simak jawaban Arief Budi!
“Memang sangat panjang untuk menjelaskan hal ini” ujarnya mengawali penjelasan. menurutnya, karena kita sebagai orang tua selalu berusaha dan fokus untuk menutup lubang kecil dalam kehidupan anak. seperti malas, kurang fokus, kurang percaya diri, dan hal lannya. Tanpa pernah mencoba untuk mencari dimana sumber apinya yang menjadi landasan yang tampak saat ini.
Pada anak kurang percaya diri dan menjadi korban bully temannya, tentu yang dilakukan ibu:
- Membuat anak nyaman dengan mendengarkan keluh kesahnya.
- Membuat anak nyaman sehingga ada kepercayaan anak pada orang tua. Anak harus yakin dan percaya bahwa orang tua akan selalu satu rakit bersama mereka melalui berbagai kesulitan dalam hidup.
- Buat daftar nama siapa yang mengganggunya.
- Membuat strategi perang bersama anak untuk melemahkan satu persatu pembullynya.
- Mengkoordinasikan strategi dengan wali kelas (terkadang hal baik jika tidak disampaikan bisa membuat masalah).
- Membantu anak dengan memgang tangannya untuk diusapkan di kepala temannya yang membully sambil berkata “mulai hari ini kamu tidak bisa bully dan ganggu aku, karena aku sahabatmu, yang kamu lakukan selama ini salah dan aku sudah memaafkanmu” dengan begitu supaya anak mempunyai keberanian. Kemudian, selang beberapa waktu wali kelas melakukan hal yang sama. supaya si pembully merasa bahwa hal yang dilakukan tidak baik. Lakukan beberapa kali dengan pembully lainnya.
- Evaluasi bersama wali kelas.
- Ketika menjemput, ibu sering sapa anak tersebut dengan agak heboh, bertanya untuk membangun kedekatan dengan pembully. Karena rata-rata mereka juga korban dengan keadaan di rumahnya.
Beberapa orang tua mungkin pernah atau sedang mengalami kasus yang sama, hal tersebut bisa dicoba diterapkan agar anak tidak lagi menjadi korban bullyan. Sang pembully pun bisa segera diselamatkan dari sifat tersebut. Semoga bermanfaat. (ak/isb/sdmt)