Kenali Penyakit Gondongan yang Mengintai Anak-anak
Akhir-akhir ini banyak anak yang terjangkit penyakit gondongan. Gondongan atau paroritis atau mumps adalah salah satu penyakit menular yang menyebabkan demam serta bengkak pada kelenjar ludah di mulut dan dekat telinga. Gondongan disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus yang menyerang kelenjar tempat memproduksi air liur. Penyakit ini menular melalui percikan air liur, batuk, atau bersin.
Dilansir dari siloam hospital, penyakit ini kerap menyerang anak-anak usia 2 – 14 tahun. Sementara anak usia di bawah 2 tahun, terutama yang di bawah 1 tahun umumnya jarang terinfeksi penyakit ini. Hal ini kemungkinan karena anak usia kurang dari 2 tahun masih memiliki antibodi yang baik dari ibunya.
Gejala gondongan pada anak biasanya muncul pada 12–24 hari setelah terinfeksi. Dalam rentang waktu tersebut, gondongan dapat menimbulkan gejala berupa demam, menggigil, nyeri kepala, dan penurunan nafsu makan. Lalu, dalam kurun waktu 12–24 jam setelah gejala awal gondongan muncul, kelenjar air liur akan membengkak yang dapat berlangsung selama 5–7 hari.
Penyakit gondongan sebenarnya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Tidak ada obat khusus untuk penyakit ini, namun terdapat sejumlah metode pengobatan yang bisa dilakukan untuk meringankan gejala dan mencegah resiko terjadinya komplikasi. Diantaranya memberikan paracetamol sesuai resep dokter untuk meredakan nyeri dan demam, istirahat yang cukup, mencukupi kebutuhan harian cairan tubuh, serta mengonsumsi makanan lunak agar mudah dikunyah dan tidak memperberat nyeri.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), cara terbaik untuk mencegah gondongan adalah dengan memberikan vaksin campak, gondongan, dan rubella (MMR). Selain itu mengajarkan anak untuk menjaga kebersihan, menghindari kontak dekat dengan penderita, dan menggunakan masker saat berada di sekitar penderita untuk mencegah penularan melalui udara. Pantau kondisi kesehatan anak dan segera berkonsutasi ke fasilitas kesehatan jika muncul gejala mencurigakan.
