'Tirakat' Orang Tua agar Anak menjadi Shaleh

mendidik anak

Artikel – Bagaimana agar putera-puteri kita menjadi shaleh dan shalehah? Acapkali orang tua maupun guru menempuh berbagai macam cara dalam mendidik anak. Metode-metode mendidik anak berdasarkan pengalaman-penelitian empirik dikerahkan, namun kadang tidak membawa hasil memuaskan. Barangkali kita perlu menengok kembali cara-cara ‘tradisional’ dan sederhana yang mungkin telah kita abaikan. Beberapa pengajaran Al-Quran di bawah ini mungkin bisa menjadi inspirasi bagi orang tua.


1. Tidak berhenti memperbaiki diri

Orang tua jangan pernah berhenti memperbaiki diri dan meningkatkan ketaatan kepada Allah. Orang yang enggan taat kepada Allah maka Allah jadikan anak-anaknya enggan taat kepadanya, anak-anaknya akan selalu mendapat masalah dan mendatangkan masalah bagi orang tua. Itu karena hubungan yang tidak baik antara orang tua dengan Allah swt (yang memberikan karunia anak).

Sebaliknya, orang yang taat kepada Allah akan diberkahi hidupnya dan anak-anaknya pun akan mendapatkan keberkahannya. Hal ini dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as. Bagaimana beliau senantiasa berusaha menyempurnakan ketaatannya kepada Allah, sehingga Allah berkahi Nabi Ibrahim as berikut anak keturunannya hingga akhir zaman.

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) mengenai keturunanmu tetapi tidak yang zalim”.  QS. Al-Baqarah 124.


2. Tidak berhenti mendoakan

Doa adalah salah satu tanda dan bukti adanya “hubungan” orang tua dengan Allah swt. Kalau orang tua sudah “memutus hubungan” dengan Yang Maha Memelihara dan Menjaga anak-anak, maka sungguh tidak beruntung orang tua seperti tiu.

Orang tua jangan pernah berhenti mendoakan anaknya, agar menjadi anak shaleh dan manusia utama. Al-Quran banyak mencontohkan bagaimana para nabi berdoa untuk keshalehan anak-anak mereka. Hal ini memberi pengajaran bahwa keshalehan anak itu juga bisa didapat dari doa-doa orang tua mereka. 

“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” Qs. Al-Ahqaaf 15


3. Tidak bosan menasehati

Sepintas memang nasehat orang tua tidak didengar anak dan tidak langsung dipatuhi anak saat itu juga. Tetapi, sesungguhnya nasehat itu tetap bermanfaat dan dampaknya bisa dilihat beberapa kurun waktu kemudian. Maka, orang tua jangan pernah bosan menasehati dan mengajarkan hal-hal utama kepada anaknya. 

Diantara hal yang perlu dinasehatkan kepada anak adalah: Memegang teguh agama (Qs.Al-Baqarah 122, 133); Selalu bertawakkal kepada Allah (Qs. Yusuf 67); Mendirikan shalat, amar ma’ruf nahi munkar dan bersabar (Qs. Luqman 17); Menjaga adab dan berlaku sopan dan santun (Qs. Luqman 19); Menjaga pergaulan (Qs. Huud 42); Sikap bertanggung jawab (Qs. Al-Anbiya 79); Sadar bahwa Allah selalu mengawasi (Qs. Luqman 16); Takut akan azab Allah (Qs. Huud 43); Agar menjaga kerukunan dengan saudaranya (Qs. Yusuf 5)


4. Hindarkan anak dari hal-hal ini

Ada banyak hal yang harus kita jauhkan dari anak. Tetapi, diantara hal-hal yang paling mendesak untuk dijauhkan dari anak adalah sebagai berikut: (1) Tidak mempersekutukan Allah (Qs. Luqman 13); (2) Tidak pernah putus asa (Qs. Yusuf 87); (3) Tidak bersikap angkuh dan sombong (Qs. Luqman 18)


5. Menyadari anak adalah ujian dari Allah

Allah bisa saja menjadikan anak kita shaleh-shalehah tanpa masalah, tapi memang Dia berkehendak menguji manusia dengan adanya anak. Dan bila lulus, maka Allah beri ganjaran yang besar.  (Qs. Ali Imron 14; Al-Anfaal 28; At-Taubah 85; Al-Kahfi 46; Al-Munafiquun 9; At-Taghabun 15 )

“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. QS. Al-Anfaal 28


6. Memohon perlindungan Allah untuk menjaga anak

Seperti apapun orang tua berusaha mengatur dan meluangkan waktu, maka tetap saja akan ada saat-saat terlena dan lengah dari mengawasi dan melindung anak. Maka, orang tua harus selalu mohon perlindungan Allah. Bertawakkal dan memohon perlindungan agar Allah menjaga anak. (Qs. Yusuf ayat 13, 64)


7. Bila harus menyerahkan ke orang lain, maka percayakan kepada orang yang terpercaya

Ada saat-saat orang tua harus meninggalkan anaknya, baik ketika bepergian atau bekerja, maka orang tua harus menitipkan anaknya. Pada usia sekolah, orang tua juga harus menyekolahkan anaknya ke sekolah tertentu, atau menyekolahkan ke pesantren dan kuliah. Untuk itu, orang tua harus benar-benar yakin bahwa pihak yang dititipi anak itu adalah terpercaya. Bukan saja bisa menjaga fisik anak, akan tetapi menjaga akidah dan akhlak anak.

Dalam Al-Quran disebutkan: Bertawakkal dan memohon perlindungan agar Allah menjaga anak. (Qs. Yusuf ayat 13, 64); Mempercayakan anak kepada orang/pihak yang terpercaya. (Qs. Yusuf 66); Berlaku adil kepada anak-anak (Qs. Yusuf 8); Bersabar tanpa batas dan menahan diri dan berlapang diri ketika ada perasaan marah kepada anak. (Qs Yusuf 84); Ikhlas berkorban harta, tenaga dan waktu dalam rangka mendidik anak (Qs. Al-Kahfi 82).

Ditulis oleh Imam Saiful Bahri, Guru SDMT Ponorogo

Related Blogs